Permasalahan Gereja: Suatu Kajian Tentang Penggunaan Nama Allah Ditinjau Dari Filologis Historis
Kata Kunci:
gereja, pengagung, yahwe, church, exaltedAbstrak
ABSTRACT
The polemic regarding the name of God in worship and prayer is an issue. The name Yahwe in worship and prayer should not be changed. This article uses a qualitative method with a philological-historical approach and to support this research the author also conducts literature studies with various sources including journals, books and internet media. As a result, the author analyzes the exaltation of Yahwe's name only emphasizes the emphasis on the word name. the use of El, Adonai and YHWH refers to the same person. El refers to revelation in general, while YHWH refers to special revelation in the context of the election and salvation of a nation. In conclusion, God does not limit Himself to one particular name. God is not limited to a particular name, YHWH (Yahwe).
ABSTRAK
Polemik berkaitan dengan nama Allah dalam ibadah dan doa menjadi suatu persoalan. Ini dikemukan oleh kelompok pengagung nama YHWH. Nama Yahwe dalam ibadah dan doa tidak boleh diganti. Artikel ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan filologis-historis dan untuk menunjang
penelitian ini penulis juga melakukan studi pustaka dengan berbagai sumber baik jurnal, buku dan media internet. Hasilnya, penulis menganalisa pengagung nama Yahwe hanya menekankan pada penekanan kata nama. penggunaan El, Adonai dan YHWH merujuk pada satu pribadi yang sama. El menunjuk pada pewahyuan secara umum, sementara YHWH menunjukkan pewahyuan khusus dalam konteks pemilihan dan keselamatan sebuah bangsa. Kesimpulan, Tuhan tidak membatasi diri-Nya dengan satu nama tertentu saja. Tuhan tidak dibatasi hanya dengan sebutan nama tertentu, yaitu YHWH (Yahwe).