RANCANG BANGUN TEOLOGI TENTANG BATAS TANAH
Kata Kunci:
tanah, perjanjian lama, etikaAbstrak
Tanah merupakan topik penting dalam Perjanjian Lama, tetapi sedikit sekali ahli Biblika yang membahasnya secara komprehensif. Padahal jelas tidak sedikit teks-teks Perjanjian Lama menyinggung secara langsung mengenai isu tanah ini, pemulihan tanah pada tahun Sabat, tanah sebagi perjanjian Allah dengan Israel (Yos 21), dan tanah sebagai simbol kebaikan Tuhan (bnd. Ul 6). Kepentingan lain pembahasan tema tanah ini adalah demi alasan teologis dan aktualisasi problem pengolahan alam yang di luar batas kewajaran pada beberapa dasawarsa terakhir ini. Eksploitasi yang berlebihan yang seolah-olah tidak lagi memiliki pertimbangan etis dan kewajaran. Wright melukiskan tentang kerangka etika Perjanjian Lama (Allah, Manusia, dan Tanah) sebagai sebuah segi tiga sama sisi dengan sudut yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Etika Perjanjian Lama dibangun berdasarkan pemahaman Israel akan keberadaan mereka sebagai suatu umat, hubungan mereka dengan Allah dan lingkungan fisis mereka (tanah). Setiap “sudut” adalah bagian yang terintegrasi untuk melihat gambaran yang utuh tentang etika Perjanjian Lama. Allah sebagai dasar Teologis, Manusia sebagai gerak sosial dan Tanah adalah ajang pergumulan umat. Tulisan ini akan mengeksplor bagaimana makna pemberian dan pendudukan tanah dalam Perjanjian Lama dengan tujuan dapat menjadi dasar ekoteologis pengolahan tanah serta bagaimana hidup di atasnya dengan bermartabat.
Abstract
Soil is an important topic in the Old Testament, but few Bible scholars cover it comprehensively. Even though it is clear that not a few Old Testament texts directly touch on this land issue, the restoration of land in the year of the Sabbath, land as God's covenant with Israel (Josh 21), and land as a symbol of God's goodness (cf. Deut 6). Another interest in discussing the theme of land is for theological reasons and the actualization of natural management problems that are out of bounds in the last few decades. Excessive exploitation that seems to no longer have ethical considerations and fairness. Wright described the ethical framework of the Old Testament (God, Man, and the Land) as an equilateral triangle with angles connected to one another. Old Testament ethics was built on Israel's understanding of their existence as a people, their relationship with God and their physical environment (the land). Each "corner" is an integrated part to see the complete picture of Old Testament ethics. God is the theological basis, Man is the social movement and Land is the arena for the people's struggles. This paper will explore the meaning of giving and occupying land in the Old Testament with the aim that it can become an eco-theological basis for cultivating land and how to live on it with dignity.
Unduhan
Diterbitkan
Versi
- 2023-06-06 (2)
- 2023-06-06 (1)